Khamis, 25 Mac 2010

Siapa AKU???

Ironinya AKU

Siapa aku?
Siapa Aku?
Siapa AKU?

Mengapa tidak saya?
Mengapa tidak ana?
Dan bermacam lagi istilah gantinama bagi merujuk kepada orang yang berkata tentang dirinya.

Mengapa ‘AKU’ dikatakan oleh sesetengah masyarakat sebagai gantinama yang kurang sopan,kurang ajar bila disebutkan? Mengapa masyarakat lebih suka menggunakan kata ‘saya’, akan tetapi mengapa dalam bahasa inggeris hanya menggunakan ‘I’ sahaja dalam bicara mereka.Hanya 1 huruf mewakili gantinama bagi merujuk kepada yang berbicara.

Aneh bukan?...

Sedangkan dalam ibadah seperti solat, ketika berdoa, ketika mengucap syahadah ,puasa dan semua yang berkaitan antara diri kita dan Allah maka kita menggunakan perkataan ‘Aku’.Mengapa sesetengah masyarakat tidak mengariskan perkara ini sebagai kurang sopan atau kurang ajar terhadap Allah? Mengapa dalam niat kita berpuasa “ Sahaja aku berpuasa esok hari dalam bulan Ramadhan kerana Allah Ta’ala” atau “Sahaja Aku sembahyang fardhu subuh dua rakaat tunai kerana Allah Ta’ala atau “Aku bersaksi bahawa tiada tuhan melainkan Allah dan Aku bersaksi bahawa nabi muhamad itu pesuruh Allah”
Cuba kita ganti gantinama ‘Aku’ kepada “Saya” . Maka akan menjadi “Sahaja saya berpuasa esok hari dalam bulan ramadhan kerana Allah Ta’ala atau “Sahaja saya sembahyang fardhu subuh dua rakaat tunai kerana Allah Ta’ala”.

Adakah anda dapat rasakan ayat tersebut pelik? Janggal sungguh rasanya menggunakan gantinama ‘saya’ kan? Mengapa ia terasa begitu pelik atau janggal atau rasa kekurangan dengan contoh diatas? Apakah dapat kita tafsirkan?

Mengapa dalam perbualan bersama rakan2 karib, atau rakan2 yang secocok dengan kita, maka kita akan lebih selesa menggunakan perkataan “Aku’ selain ‘saya’. Adakah rakan karib kita akan berasa selesa jika kita menggunakan ‘saya’? Contoh; “ Assalamualaikum Mat! Apa khabar Mat? Lama dah saya tak jumpa anda. Apa anda buat selama ni? Kerja dimana?”
Bagaimana agaknya perasaan sahabat karib kita jika kita berbicara demikian? Silap-silap ketawa dia terguling-guling melihat kita bersikap canggung sebegitu atau terpinga-pinga cuba meneliti apakah kita ini benar-benar sahabat karibnya. Ditambah dengan penggunaan “Anda” yang menggantikan perkataan “kau”.Sememangnya pelik bukan? Mengapa dikatakan tidak pelik dan dianggap sopan jika menggunakan perkataan “Saya” “Awak” terhadap orang yang baru dikenali atau tidak rapat?

Gantinama “Kau” atau “Engkau” juga menerima nasib yang sama.Dikatakan sebagai kurang sopan bila digunakan.Walhal dalam ibadah seperti berdoa ; “ Ya Allah, Engkaulah yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui, Aku pohon keredhaanMU dalam pekerjaanku ini” Mengapa ketika kita dengan Allah boleh menggunakan gantinama “Aku” dan “Engkau”? bukannya “Saya” atau “awak”?

Tetapi jika kita berhadapan dengan orang yang lebih tua,lebih tinggi gelaran pangkatnya seperti Menteri, Dato’ Tun, Dr. Dan bermacam-macam pangkat lagi dan yang mempunyai kuasa; adakah kita boleh menggunakan perkataan “Aku” , “Engkau” atau “Awak”? Silap-silap kita dihalau keluar dan dikatakan kurang ajar atau biadap terhadap mereka yang berpangkat,berkuasa mahupun yang lebih tua dan yang dihormati.

Persoalannya...Mengapa mereka yang lebih tua,lebih tinggi gelaran pangkat dan kuasanya tidak menggunakan gantinama “Aku”, “Engkau” atau “Awak”? Antara Jawapannya, kita masyarakat melayu kaya budi bahasa menghormati yang lebih tua,lebih tinggi gelaran pangkat atau kuasa maka dipanggil dengan nama gelaran tersebut.
Maka persoalannya disini? Mengapa bila kita berhadapan dengan individu ini kita tidak boleh menggunakan perkataan “Aku”atau ”Engkau” tetapi dibolehkan ketika kita ‘berhadapan’ dengan Allah S.W.T? bukankah jika difikirkan dari segi logik dan ideologi masyarakat yang mengatakan perkataan “aku” dan engkau berbunyi kurang sopan atau kurang ajar.Apakah kita bersikap kurang ajar terhadap Tuhan yang mencipta kita?

Remeh bukan bila difikirkan bukan? 

Hakikatnya terdapat rahsia disebalik “Aku”

Bila difikirkan lagi secara lebih mendalam dan menyeluruh. “Aku” terpecah kepada beberapa aspek.
Aspek yang mana kita maksudkan sebenarnya? Keakuan? Aku yang jasmani? Atau Aku yang roh? Atau “Aku” yang mana???

Jika kita melihat dari perspektif falsafah kesufian maka timbullah jawapannya akan terdapat 56 penjelasan berkenaan dengan Siapa “Aku” yang dicari selama ini. Mengapa terdapat dalam falsafah kesufian bukan dalam pelajaran bahasa atau tatabahasa itu sendiri? Itulah rahsianya....

Apa 56 Penjelasan tersebut? Hmmm.. Oleh kerana ia melibatkan falsafah kesufian yang agak mengundang kekeliruan orang awam yang berlandaskan logik akal maka silalah yang berminat emailkan email tuan-tuan di dalam comment.

Isnin, 22 Mac 2010

Antara Mukjizat Rasulullah S.A.W



MISTERI TERBELAHNYA BULAN.






Allah SWT berfirman: "Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah
terbelah (Q.S. Al-Qamar: 1)"

Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar,
salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari
surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah ? Maka Prof. Dr. Zaghlul
Al-Najar menjawabnya sebagai berikut :

Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu,
saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para
peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan
muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah
dari Al-Qur'an.
Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, "Wahai
Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi "Telah dekat hari qiamat dan
bulan pun telah terbelah" mengandung mukjizat secara ilmiah ? Maka saya
menjawabnya: "Tidak, sebab kehebatan ilmiah dapat diterangkan oleh ilmu
pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan oleh ilmu
pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya. Dan tentang terbelahnya
bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad
shallallahu 'alaihi wassalam sebagai pembenaran atas kenabian dan
kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya. Dan mukjizat yang kelihatan,
maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai
hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah
SAW, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal
itu. Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur'an dan
sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Dan memang Allah
ta'alaa benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu".
Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah SAW
membelah bulan. Kisah itu adalah di masa sebelum hijrah dari Mekah
Al-Mukarramah ke Madinah. Orang-orang musyrik berkata, "Wahai Muhammad,
kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu
kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan
mengolok-olok)?" Rasulullah bertanya, "Apa yang kalian inginkan ?" Mereka
menjawab: "Coba belahlah bulan ..." Maka Rasulullah SAW pun berdiri dan
terdiam, lalu berdoa kepada Allah SWT agar menolongnya. Maka Allah SWT
memberitahu Muhammad SAW agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Rasulullah
pun mengarahkan telunjuknya ke bulan, dan terbelahlah bulan itu dengan
sebenar-benarnya. Maka serta-merta orang-orang musyrik pun berujar,
"Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!".
Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja
"menyihir" orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang
yang tidak ada ditempat itu. Mereka lantas menunggu-nunggu orang-orang yang
akan pulang dari perjalanan. Orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar
batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan
ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah,
maka orang-orang musyrik pun bertanya, "Apakah kalian melihat sesuatu yang
aneh dengan bulan?". Mereka menjawab, "Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu
kami melihat bulan terbelah menjadi dua dan saling menjauh masing-masingnya
kemudian bersatu kembali...!!!". Maka sebagian mereka pun beriman, dan
sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar). Oleh karena itu, Allah
menurunkan ayat-Nya: "Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah
bulan, dan ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi
berpaling seraya berkata, "Ini adalah sihir yang terus-menerus", dan mereka
mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan
benar-benar telah tetap ....." sampai akhir surat Al-Qamar.
"Ini adalah kisah nyata", demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan
setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut,
berdirilah seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya
berkata, "Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai
tuan, bolehkah aku menambahkan?" Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab:
"Dipersilahkan dengan senang hati." Daud Musa Pitkhok berkata, "Aku pernah
meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa
muslim menunjukiku sebuah terjemah makna-makna Al-Qur'an yang mulia. Maka,
aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke
rumah. Dan ketika aku membuka-buka terjemahan Al-Qur'an itu di rumah, maka
surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya:
"Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah......." Maka aku pun
bergumam: Apakah kalimat ini masuk akal?? Apakah mungkin bulan bisa terbelah
kemudian bersatu kembali??
Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu??? Maka, aku pun
menghentikan dari membaca ayat-ayat selanjutnya dan aku menyibukkan diri
dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi Allah-lah Yang Maha Tahu
tentang tingkat keikhlasan hamba-Nya dalam pencarian kebenaran. Maka aku pun
suatu hari duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi
hangat antara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS.
Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu
besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa. Dan diantara diskusi
tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakiknya di bulan,
dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak
kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget
dan berkata, "Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS
hanya untuk bisa mendarat di bulan?" Mereka pun menjawab, "Tidak, ..!!!
Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi
kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami
pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana
lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan
memberikan dana itu kepada siapapun. Maka presenter itu pun bertanya,
"Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya?"
Mereka menjawab, "Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari
dahulu kala, kemudian menyatu kembali.!!!" Presenter pun bertanya,
"Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?" Mereka menjawab, "Kami mendapati
secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan
sampai di dalam (perut) bulan. Maka kami pun meminta para pakar geologi
untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, "Hal ini tidak mungkin telah
terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali".
Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, "Maka aku
pun turun dari kursi dan berkata, "Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah
terjadi pada diri Muhammad sallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang
lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang
begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran
muslimin !!!!"".
Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah ... (aku pun bergumam), "Maka,
aku pun membuka kembali Mushhaf Al-Qur'an dan aku baca surat Al-Qamar,
dan... saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.
Diterjemahkan oleh: Abu Muhammad ibn Shadiq
ISLAM ADALAH RAHMATAN LIL'AALAMIIN
Sebarkan kepada kaum muslimin dan muslimat yg anda kenal... Sungguh suatu
pencarahan yg bermanfaat bagi kita semua...alhamdulillah.

Sambutan Maulidur Rasul 1431Hijrah

Acapkali kita menyambut Maulidur Rasul. Bagi Memperingati tarikh kelahiran Rasulullah S.A.W. Atas dasar apa kita memperingatinya? Maksud saya bagaimana kita mahu memperingati Rasul Akhir zaman yang telah wafat lebih kurang 1400 tahun yang lalu dengan sebaik-baiknya dan seharus-harusnya kita.

Sejauh mana kita KENAL,TAHU dan FAHAM siapakah Nabi Muhammad S.A.W. Dibawah ini dapatkan beberapa info berkenaan ciri-ciri baginda.Cukuplah sekadar info-info yang menggambarkan perihal baginda s.a.w bukannya gambar baginda s.a.w .Semoga kita lebih mengenali,tahu dan faham siapakah dia Rasul Akhir zaman yang kita cintai itu dengan sebaik-baiknya.


KENALI NABI MUHAMMAD S.A.W. SECARA LAHIRIAH



Begitu indahnya sifat fizikal Baginda, sehinggakan orang ulama Yahudi yang
pada pertama kalinya bersua muka dengan Baginda lantas melafazkan keislaman
dan mengaku akan kebenaran apa yang disampaikan oleh Baginda.

Di antara kata-kata apresiasi para sahabat ialah :
- Aku belum pernah melihat lelaki yang sekacak Rasulullah.
- Aku melihat cahaya dari lidahnya..
- Seandainya kamu melihat Baginda, seolah-olah kamu melihat matahari terbit.
- Rasulullah jauh lebih cantik dari sinaran bulan.
- Rasulullah umpama matahari yang bersinar.
- Aku belum pernah melihat lelaki setampan Rasulullah.
- Apabila Rasulullah berasa gembira, wajahnya bercahaya spt bulan purnama.
- Kali pertama memandangnya sudah pasti akan terpesona.
- Wajahnya tidak bulat tetapi lebih cenderung kepada bulat.
- Wajahnya seperti bulan purnama.
- Dahi baginda luas, raut kening tebal, terpisah ditengahnya.
- Urat darah kelihatan di antara dua kening dan nampak semakin jelas semasa
marah.
- Mata baginda hitam,dengan bulu mata yang panjang.
- Garis-garis merah di bahagian putih mata, luas kelopaknya, kebiruan asli di
bahagian sudut.
- Hidungnya agak mancung, bercahaya penuh misteri, kelihatan luas sekali pertama
kali melihatnya.
- Mulut baginda sederhana luas dan cantik.
- Giginya kecil dan bercahaya, indah tersusun, renggang di bahagian depan.
- Apabila berkata-kata, cahaya kelihatan memancar dari giginya.
- Janggutnya penuh dan tebal menawan.
- Lehernya kecil dan panjang, terbentuk dengan cantik seperti arca Warna lehernya
putih seperti perak sangat indah.
- Kepalanya besar tapi terlalu elok bentuknya.
- Rambutnya sedikit ikal.
- Rambutnya tebal kdg-kdg menyentuh pangkal telinga dan kdg-kdg mencecah
bahu tapi disisir rapi.
- Rambutnya terbelah di tengah.
- Di tubuhnya tidak banyak rambut kecuali satu garisan rambut menganjur
dari dada ke pusat.
- Dadanya bidang dan selaras dgn perut. Luas bidang antara kedua bahunya lebih
drpd biasa.
- Seimbang antara kedua bahunya.
- Pergelangan tangannya lebar, lebar tapak tangannya, jarinya juga besar dan
tersusun dgn cantik.
- Tapak tangannya bagaikan sutera yang lembut.
- Perut betisnya tidak lembut tetapi cantik. Kakinya berisi tapak kakinya
terlalu licin sehingga tidak melekat air.
- Terlalu sedikit daging di bahagian tumit kakinya.
- Warna kulitnya tidak putih spt kapur atau coklat tapi campuran coklat dan putih.
- Warna putihnya lebih banyak.
- Warna kulit baginda putih kemerah-merahan.
- Warna kulitnya putih tapi sihat.
- Kulitnya putih lagi bercahaya.
- Binaan badannya sempurna, tulang-temulangnya besar dan kukuh.
- Badannya tidak gemuk.
- Badannya tidak tinggi dan tidak pula rendah, kecil tapi berukuran
sederhana lagi kacak.
- Perutnya tidak buncit.
- Badannya cenderung kepada tinggi,semasa berada di kalangan org ramai
baginda kelihatan lebih tinggi drpd mereka.

KESIMPULANNYA :

Nabi Muhammad s.a.w adalah manusia agung yang ideal dan sebaik-baik contoh
sepanjang zaman.

Semulia-mulia insan di dunia...

Untuk mengingatkan kita...

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
"Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,
"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan
menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah
membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"."Tak
tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,"tutur
Fatimah
lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang
menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak
dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara,
dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata
Rasulullah,
Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril
tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang
sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah
dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan
Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit
telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu. Semua surga terbuka lebar
menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan
Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan
kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul
Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga
bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata
Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan
ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh,
urat-urat lehernya menegang."Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."

Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya
menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau
melihatku, hingga kau palingkan wajahmu
Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang
sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar
kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan
lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini
kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan
dadanya sudah tidak bergerak lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali
segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat
aimaanukum - peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di
antaramu." Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling
berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali
mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii,
ummatii, ummatiii!" - "Umatku, umatku, umatku"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini,
mampukah kita mencintai sepertinya? Allaahumma sholli 'alaa Muhammad
wa'alaihi wasahbihi wasallim. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Nota :

Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk
mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan RasulNya mencintai kita.
Kerana sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka. Amin...

Usah gelisah apabila dibenci manusia kerana masih banyak yang menyayangimu
di dunia, tapi gelisahlah apabila dibenci Allah kerana tiada lagi yang
mengasihmu di akhirat kelak