dihembus angin ke merata arah
aku sendiri
tanpa sesiapa
sahabat handai
rakan taulan mahupun keluarga
yang ada hanya Dia
Bagai pendayung sampan
aku didayung kesana kemari
menongkah arus
terkadang memeritkan
kerna aku cuma pendayung
buatan kayuan biasa
Aku terkhilaf terkadang
melihat diri nan usang
bergejolak runtun mawarsita jingga
ditabir gelora malam purnama
disepi itu aku berbicara
pada tuan yang tak bernama
alkisah menutur tiadalah bisa
merungkai peribadi akukah ia
sang raja arjuna tapa
dimana duduk disitulah dia
di lantera pujangga adu nestapa
tiada terperi bagai bahasa
ahhh...
dua kali lima lantai ku pukul
jemari tersantun dilimat kali aduh persaktiannya
kanjang dilipur satu persatu bak azimat
mengadu pada jari-jari keramat
dipersudah getar dimata ku siat
sang tari merungkai liuk jemari
melara kesekian kalinya disini
dengan luka harap disembuh
mengering air mata nan tiada
meresap darah luka pun tiada
namun sakit itu semakin ku rasa
kemudian hilang lenyap tiada
sifatku meminjam pada peminjam
ku pulang semula kerna aku tak ada
Huuuuuuuuuuu.........
lantas ujung jariku semakin tersentuh
rentan jeritku semakin sayu
siapakah aku dialam inderaloka ini
wajah tertera semakin banyak
menghilang yang banyak dalam satu
Huuuuuuuu...
Aku adalah engkau
tetapi engkau bukanlah aku
aku adalah aku
tanpa nama
tanpa suara
tanpa tika
tanpa disitu
mahupun disini
atau disana
Lantas
aku menyaksi dua bola mata tak berfungsi
nyata bukan hanya ilusi bahkan tak berpaksi
rona saksi berputar2
kosong
lantas
semakin ku tahu...semakin aku bingung
semakin ku kenal ..semakin aku karam
semakin ku faham...semakin aku hilang
Bila sudah tahu...?
..................................
..................................
..................................
..................................
( . )