Tika bergelora badai
menongkah arus tiada gunanya
impian terhumban dilaut ganas
membuta tuli bercabang amarah
akukah atau diakah atau merekakah
kan rentung atau abu pengakhirannya
apakah tambatan lalu dijadikan sandaran
pengulangan demi pengulangan
sampai bila harus dihentikan
bertunjang arang berkerat rotan
menjadi kesalan sepanjang nyawa
ataukah mengimpikan diri
menjadi tuhan
bertuhankan nafsu
darah diabaikan
sedang menetes tanpa henti
selagi mentari masih terik memancar
kapankan malam datangnya aman
andai mengerti permainan alam
gerak tari bisa ketahuan
datangnya ia bisa terhadam
dgn tenang tercerna lumat
berkat pengerak terserlah sudah
nafas lega tenang lah ia
andai yg lara
sudah disangkut
dalam belenggu almarimu
biarkan ia usang disitu
usah dibiar beraja dikalbu
kelak diri terhukum sudah
suratan azali di skrip tanpa henti
menyemai benih kemaafan
pada pembunuh nyawa
pada pelebur sapaan
pada mereka-mereka
yg tandus peri keinsanan
itu bukan mudah tuk dicicipi
bagai diricih-ricih
bagai ditusuk-tusuk
luka parah dicincang-cincang
namun adaptasinya tetap sama
hakikat gerak ternyata sudah
diamku diamnya
mengetas-getas akal fikir
melayang dibahtera masa
dicebisan waktu ini
bermulalah
kisah aku dengan diriku
singkaplah tabir demi tabir
langkah dihayun usah berhenti
selaman ke dasar tak bertepi
muhasabahmu semakin bererti
cerminan harus dibersihkan
agar cerah gambaran dihadapan
agar tenang dirimu dan diriku
yang nyata tetap satu
dibilang tidak
terbilang tiada
hakiki membulatkan
bulat bukan rupa
rupa bukan segala
namun wajahnya ia juga
usah disempitkan dengan wajahku
wajahku ada dimana-mana
peri hakiki mahupun batil
tetap wajahku jua adanya
usah terbuai dek rencanaku
biar terbuai dgn kesempurnaanku
wujudku yg tiada taranya
menilaikan sekam dan padi
menilaikan kaca dan permata
namun tetap 'adam jua akhirnya
berlalulah....
berlalulahhh...
berlalulahhhh...
agar kesemaian benih kemaafan itu
bisa menenangkan badai gelora
pd yg sering bersangka-sangka
ketelanjuran manusia bisa menjengkelkan
apalagi bisa membunuh jiwa-jiwa
bisa menghiris jiwa luhur
namun pintu taubat bukan milik ku
Pintu Taubat milik DIA
melangkahlah kakimu kesana
kerna disana dirimu akan tersepuh
andai keikhlasan yg terbetik itu
punya ketulusan yg suci
biar redha dan pasrah itu menemani
agar kau tak bisa sendirian
agar tak berkebalikan
Astaghfirullah....
Astaghfirullahhhh....
Astaghfirullahalaliyyul Adzimmmm....
Waman yattakillaha yaj’allahu makhraja.
Wayarzukhu minhaytsu la yahtasib,
waman ya tawakkal ‘alallahi fa huwa hasbuhu.
Innallaha balighu ‘amri, qad ja’alallahu likulli sya’in qadra"
At Thalaq 2 - 3
"... Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu"
At Thalaq 2 - 3
Semoga Allah memberkati jiwa-jiwa yang tandus ini
dengan jalan keluar yang menenangkan lagi melapangkan
agar jiwa-jiwa ini dapat kembali kepadamu
dengan pengembalian yg benar lagi hakiki
hasbunallah wa nikmal wakil
nikmal maula wa nikman nasir
Aaminnn
Tiada ulasan:
Catat Ulasan